Selasa, 31 Agustus 2010

Aku Pengen...

Malam ini mau menulis, menulis semua yang ada di hati, pikiran dan ini keinginan..
Sangat sederhana, klasik tapi ini nyata terasa, aku rindu...

Bertahun-tahun mengalami cerita indah bersama nya, suka duka, tawa dan canda mewarnai perjalanan cinta. Kadang terasa egois, tapi benar, aku ingin terus bersama nya.

Aku ingin dia tahu...
Aku pengen setiap hari berdoa bersama nya
Aku pengen menikah
Aku pengen punya keluarga
Aku pengen punya tiga orang anak, yang wajah nya dua mirip dia dan satu mirip aku, yang bebas aku cium dan peluk dan aku besarkan dengan cinta kami
Aku pengen punya rumah, tempat aku dia dan anak-anak bermain,dan tidur bersama.
Aku pengen masak buat dia
Aku pengen cium dan dicium sebelum tidur
Aku gak pengen kemewahan karena hidup ku sudah terlalu mewah
Aku pengen terus memberi...seumur hidup ku :)


Dan....

Aku gak pengen di bilang norak karena menuliskan ini...
Ini kehendak ku....gak tau egois atau tidak, tapi aku pengen...

Love

pipien

Minggu, 15 Agustus 2010

Menginginkan Kehendak Allah..

Adalah penting untuk berdoa bagi kehendak Allah agar terjadi dalam hidup kita, tetapi bagaimana kita menyelaraskan keinginan dan kehendak kita sendiri dengan apa yang Allah inginkan? Bagaimana kita belajar untuk menginginkan rencana Allah bagi kita lebih daripada rencana kita sendiri?

Doa Yesus yang penuh kasih di taman Getsemani adalah contoh terbesar bagi kita tentang doa tentang kejujuran yang sempurna dan penundukan diri sepenuhnya. Yesus tahu bahwa Dia akan ditangkap, disiksa dan mati sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah bagi dunia. “Cawan” yang akan Dia minum adalah cawan murka ilahi atas dosa-dosa manusia, dan Dia akan menaruh atas diri-Nya sendiri hukuman atas dosa itu. Dia merasakan sakit fisik dan penderitaan, demikian pula penderitaan emosional karena terspisah dari Bapa-Nya dan Dia bertanya apakah cawan penderitaan ini dapat berlalu. Intensitas doa ini memberikan kita sekilas mengenai sisi kemanusiaan Yesus. Jika hal itu tidak akan menjadi sesuatu yang menyakitkan, pastinya Dia tidak akan begitu menderita.

Aku menghadapai saat-saat yang tidak mudah. Seperti melihat ke depan dan merasakan Allah berkata,” tetaplah tinggal dalam hubungan mu dengan dia”, ”balaslah dengan kasih penolakan itu”, ”cintailah musuh-musuhmu, ampunilah”. Seperti yang Yesus lakukan, kita dapat meminta Allah untuk memindahkan cawan kesakitan dari hidup kita untuk memberikan kita jalan keluar yang lebih mudah. Tetapi seperti Yesus, kita juga harus berkata,” Namun janganlah seperti yang ku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Jalan mudah belum tentu jalan yang terbaik. Jalan yang mudah seringkali bukan merupakan jalan yang Allah kehendaki bagi kita.

Allah ingin kita berdoa tentang banyak hal, tetapi Dia ingin kita berdoa sesuai kehendak-Nya. Karena itu penting untuk bertanya kepada Allah agar menyatakan kehendak-Nya bagi kita dan menolong kita berdoa.

Ketika kita tidak mengetahui apa kehendak Allah, kita harus selalu menyertakan dalam doa kita.

”Tuhan, biarlah kehendak-Mu yang sempurna tergenapi dalam situasi ini”.


God bless =)

Ditulis kembali
Pipien

Rabu, 11 Agustus 2010

Meminta..mencari..dan Mengetuk

Matius 7:7-8
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakanbagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan.

Jika Yesus memerintahkan kepada kita untuk meminta, mencari dan mengetuk, mengapa kadangkala kita bersusah payah untuk berdoa dan meminta sebanyak mungkin. Satu alasan, mungkin karena kita ragu kalau Allah akan sungguh mendengar dan menjawab doa kita. Atau kita takut menjadi kecewa jika kita meminta terlalu banyak atau untuk hal yang salah. Atau kecukupan yang ada pada diri kita sendiri yang mungkin menahan kita dari ketergantungan total kepada Allah. Atau mungkin karena kita merasa jika Allah tahu apa yang kita butuhkan sebelum kita minta, mengapa kita perlu meminta.

Namun Yesus sendiri, yang mengenal hati Allah Bapa lebih dari siapa pun, mengajarkan kepada kita bahwa kita harus rajin untuk mengatakan kepada Allah kebutuhan kita dan mengejar Dia dengan iman.
” Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11:6)

Seringkali kita merasa enggan untuk membawa kebutuhan-kebutuhan kita kepada Allah karena kita merasa persoalan kita terlalu besar, atau terlalu kecil atau karena kesalahan kita sendiri.
Kabar baik : kita ini adalah anak-anak terkasih Allah, dan Dia adalah Bapa kita yang penuh kasih. Kita dapat merasa bebas untuk datang dan meminta kepada-Nya, keinginan hati kita, dan keinginan itu diselaraskan dengan kehendak-Nya.

Firman berkata jika orang tua yang tak sempurna berkeinginan memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya, apalagi Bapa di surga!! Dia akan memberikan yang terbaik kepada mereka yang datang meminta kepada-Nya.

Jadi, jangan ragu untuk meminta, mencari dan mengetuk karena kita tahu Bapa Surgawi kita pasti mendengar dan menjawab.

Tuhan Yesus Memberkati =)

Belajar untuk Percaya

Matius 21:21-22
”Yesus menjawab mereka,” Aku berkata kepada mu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung itu, ”Beranjaklah dan tercampaklah kedalam laut! Hal itu akan terjadi.
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”

Sungguh sebuah janji yang luarbiasa dari Tuhan! Yang perlu kita lakukan adalah Percaya!!
Tetapi tidaklah semudah itu bukan? Lebih mudah untuk ragu daripada memiliki iman untuk mempercayai jawaban atas doa-doa kita. Tetapi iman bukan lah tentang mempercayai iman sendiri, tetapi tentang mempercayai Allah dan apa yang Dia katakan dalam firman-Nya. Ini adalah tentang mengklaim janji-janji Allah dengan penuh keyakinan, mempercayai bahwa Allah bersungguh-sungguh dengan perkataan-Nya.

Yesus menjanjikan kepada murid-muridNya,” dan apa saja yang kamu minta dalam doa....kamu akan menerimanya,” dengan satu syarat;” jika kamu percaya. Percaya pada apa? Pada permintaan kita sendiri, apakah ini berarti kita bisa menerima apapun yang kita minta, semuanya, tidak peduli sebesar apapun keinginan kita? Jawabanya adalah Tidak. Apakah kita harus percaya dalam iman kita sendiri yang besar itu? Kita akan menjadi orang bodoh dengan melakukan itu. Kita harus mempercayai Allah dan percaya dalam kehendak-Nya yang sempurna.

Sangat penting untuk mengingat bahwa kehendak Allah tidak akan bertentangan dengan firman-Nya. Benar, kita berdoa untuk apapun yang kita butuhkan, tetapi jika keinginan dan kebutuhan itu berjalan bertentangan dengan kehendak Allah, Dia tidak akan memberikan hal tersebut pada kita. Bapa kita yang pengasih tidak akan melakukan yang bertentangan dengan sifat-Nya sendiri atau memberikan kepada kita yang akan merusak apa yang terbaik yang Dia punya bagi kita. Kadang-kadang sesuatu terlihat bagi kita benar-benar berada dalam kehendak Allah, dan kita harus berdoa dengan segenap hati kita, tetapi seharusnya kita tetap mengingat bahwa Allah yang melihat gambaran besar-Nya. Dalam perjalanan ke depan, apa yang kita doakan mungkin saja sama sekali bukan yang terbaik.

Berdoa bukanlah mengatakan kepada Allah apa yang harus di lakukan. Berdoa adalah mengkomunikasikan keinginan-keinginan hati kita. Berdoa adalah mempercayai bahwa Allah tahu apa yang harus dilakukan dan Dia akan menjawab dengan cara-Nya dan pada waktu-Nya.
Iman adalah percaya bahwa Allah mendengar dan akan melakukan hal yang benar. Ketika kita berdoa agar kehendak Allah terjadi dalam hidup kita, kita dapat melepaskan permintaan-permintaan kita kedalam tangan Tuhan, dengan mempercayai bahwa Dia telah mendengar kita dan melakukan apa yang terbaik.

Iman berhubungan dengan mempercayai bahwa Allah adalah Allah sebagaimana yang Dia katakan tentang diri-Nya dan melakukan apa yang Dia katakan akan dilakukan-Nya.

Mari membaca firman Tuhan, dan mintalah kepada-Nya untuk menolong kita belajar kepada-Nya. Mintalah kepada Tuhan untuk memberikan suatu ukuran iman yang lebih besar dan kemampuan untuk dengan yakin berjalan dalam iman yang telah Dia berikan kepada kita.


....Tuhan Yesus memberkati :)

Senin, 09 Agustus 2010

Wanita dengan tudung tanda wibawa.

Saat membaca I Korintus 11:2-10, dituliskan oleh Bapak Paulus bagaimana hiasan bagi kepala wanita.
Bapak Paulus mengatakan, dia ingin kita mengetahui bahwa kepala dari tiap laki-laki adalah Kristus, kepala dari perempuan adalah laki-laki, dan kepala dari Kristus adalah ALLAH.
Bapak Paulus menulis bahwa wanita harus memakai tanda wibawa di kepalanya. Hal ini menunjuk pada wibawa rohani.Meskipun kita mungkin tidak benar-benar memakai suatu penutup pada kepala kita, kita harus selalu tunduk pada otoritas Ilahi yang di tetapkan. Itu adalah bagian dari perintah ALLAH.
ALLAH tidak akan mencurahkan semua yang DIA miliki kedalam kehidupan kita sampai kita berada dalam hubungan yang benar dengan orang-orang berotoritas yang telah DIA tempatkan dalam kehidupan kita. Mereka ada disana untuk perlindungan dan berkat bagi kita. Kekuatan ALLAH terlalu berharga dan terlalu berkuasa untuk dibiarkan terhilang dalam jiwa yang tidak tunduk.

Wanita membutuhkan tudung rohani itu. Tudung itu melindungi mereka dari musuh jiwa mereka. Saat tudung rohani dilakukan dengan benar, yaitu dengan kekuatan, kerendahan hati, kebaikan, dan rasa menghormati dan bukan dengan penyalahgunaan, kesombongan, kekerasan atau tanpa kasih, itu menjadi suatu tempat yang aman bagi seorang wanita. Hal itu membawa keadaan yang benar bagi hidupnya.

Wanita diberikan pintu terbuka untuk menjadi diri mereka sesuai dengan apa yang ALLAH rancangkan. Wanita diciptakan untuk tujuan khusus. Jika seorang kita (wanita) mau mempercayai kuasa ALLAH untuk mengalir melalui otoritas yang telah Tuhan tempat kan diatas kita, kita dapat berkembang dan bertumbuh dan mengubah dunia dengan kekuatan Roh ALLAH.

Mari kita berdoa, dan terus berdoa dalam keadaan yang benar dengan otoritas rohani didalam kehidupan kita.


-ditulis kembali
*Omartian