Bulan natal ini mengingatkan ku pada pintu. Pintu besar yang selama ini tertutup karena keinginan. Tidak membiarkan apapun dan siapa pun untuk masuk. Biarlah tertutup saja.
Silih berganti kesempatan datang mengetuk, sesekali kerinduan berteriak memanggil keluar, kadang ada gedoran semangat, tapi satu pun tak dibuka. Tak penting rasanya. Yang terpenting adalah hanya kebahagiaan yang ada didalam, kebahagiaan untuk sendiri dan tidak untuk dibagikan. Tidak perduli keadaan di luar sana...
Teriakan-teriakan, suara-suara berteriakan memanggilku, bahkan suara Bapa ku...aahh...aku sungguh tak mau mendengar nya, begitulah seterusnya pintu itu masih tertutup.
Sebentar .....
(ada sesuatu yang mengganggu waktu ini)
kulihat bahwa hidupku tak kan jauh dari sahabat-sahabatku, bahkan kusadari ada cinta yang tumbuh karena tenggelam dalam kasih seorang sahabat dan bersama sahabat-sahabatku ingin mengejar harapan indah itu....
Selasa, 15 Desember 2009
Kamis, 10 Desember 2009
Kita Berbeda kecuali dalam Cinta
Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut yang dulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher ke meja ku
Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
Lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri’melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian pagi ini menjadi dingin
Apakah kau masih membelai ku semesra dahulu
Ketika ku dekap, kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata
Ku dengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta
Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang tak kan pernah kutahu
Dimana jawaban itu
Bagai letusan merapi
Bangunkan ku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati
Soe Hok Gie
'Love
Pipien...
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut yang dulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher ke meja ku
Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
Lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri’melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian pagi ini menjadi dingin
Apakah kau masih membelai ku semesra dahulu
Ketika ku dekap, kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata
Ku dengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta
Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang tak kan pernah kutahu
Dimana jawaban itu
Bagai letusan merapi
Bangunkan ku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati
Soe Hok Gie
'Love
Pipien...
Langganan:
Postingan (Atom)