Minggu, 15 Maret 2009

..blog nya Sarlen!!!...

Jika seseorang yang belum memiliki kekasih hati, meyakini kalau pada suatu saat nanti dirinya akan segera menemukan jodohnya, namun dirinya tidak berbuat apapun untuk mengaminkan keyakinannya itu, maka perjodohan itu, tidak akan ditemuinya.

Pernyataan diatas ingin mengatakan, besarnya sebuah keyakinan, tidak akan menemukan apa yang diinginkan, apabila tidak disertai oleh adanya berbagai tindakan atau usaha-usaha nyata, yang memungkinkan seseorang tersebut, dapat menemukan kekasih hatinya.

Demikian pula halnya dengan kekuatan iman yang melingkupi diri seseorang. Apabila seseorang tidak melandasi segenap sikap, sifat serta perilakunya dengan perbuatan kasih, maka iman yang dimilikinya, lama-kelamaan akan mengalami kemunduran.

Pada sisi berbeda, apabila perbuatan kasih sering dinyatakan, namun didalamnya tidak menyertakan kekuatan iman yang mengaminkan, maka segenap perbuatan kasih itu, hanya dapat dirasakan sesaat waktu saja.

Tuhan Yesus bahkan menempatkan kemurnian nilai-nilai kasih, sebagai bagian dari dimensi kehidupan yang harus diutamakan manusia, untuk dipegang, dijalankan, dan dijadikan pedoman untuk menerapkan prinsip-prinsip keimanan seseorang yang yakin serta percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia.

Kasihilah Tuhan Allah-mu, kasihilah sesamamu manusia...

Harmonisasi keberadaan iman serta kasih dalam diri orang-orang percaya, merupakan sebuah gambaran nyata tentang bagaimana karakter serta kepribadian orang-orang percaya. Segenap upaya yang dilakukan untuk menjaga keteguhan iman dan kebesaran kasih yang dinyatakan, membentuk sisi emosional yang menghadirkan pencitraan pribadi Kristus.

Nilai-nilai keimanan menjadi lebih kokoh apabila perjalanan hidup manusia diikuti oleh aktifitas diri yang suka mengungkapkan berbagai pernyataan dan tindakan kasih. Dalam hal ini, perilaku kasih, menjadi konstruksi pembentukkan iman, karena iman kurang bermanfaat apabila tanpa diikuti oleh adanya tindakan dan pernyataan kasih.

“…hanya iman yang bekerja oleh kasih.” (Galatia 5 : 6)

Kehidupan rohani seseorang akan bertumbuh dalam nuansa kasih Allah, karena hidup yang percaya kepada Kristus, berasal dari Allah, diberikan kepada manusia sebagai sebuah karunia, tanda kasih Allah kepada mereka yang beriman kepadaNya.

Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
(I Timotius 1 : 14)

Orang yang benar akan hidup oleh iman. (Galatia 3 : 11b)

Terkait dengan sikap mengimankan sesuatu yang disertai oleh tindakan yang nyata dan faktual didalam kasih, cara berpikir kita harus diarahkan pada adanya sikap yang menempatkan sebuah sikap percaya yang diikuti oleh adanya perbuatan atau tindakan untuk mewujudkan apa yang diimaninya itu.

Artinya, kalau kita percaya sesuatu yang kita inginkan akan terjadi dalam hidup kita, namun kita hanya berpangku tangan saja, berdiam diri, menunggu atau menanti tanpa berbuat apapun, segala sesuatunya akan berakhir dengan sia-sia. Kita tidak akan bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.

Sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh seseorang yang beriman kepada Kristus, bisa mengambil contoh berdasarkan peristiwa kesembuhan yang didapatkan oleh seorang perempuan yang sakit pendarahan. Iman perempuan tersebut meyakini kalau dirinya akan sembuh andai ia bisa menyentuh jubah Yesus. Dan Tuhan Yesus pun berkata :
“Hai anakKu, imanmu telah menyelamatkan engkau.” (Markus 5 : 34)

Dalam hal ini, kekokohan iman, memang harus diikuti oleh adanya sebuah tindakan atau perbuatan. Ketika iman diikuti oleh perbuatan-perbuatan kasih, maka, semua harapan yang kita inginkan, pasti kita dapatkan.

Tuhan sesungguhnya mengharapkan kita untuk terus maju melangkah, aktif bergerak serta berbuat sesuatu, segera menindak-lanjuti harapan yang ada dan telah dikukuhkan oleh kebesaran keyakinan iman yang kita miliki, agar segala sesuatunya tidak berakhir dengan sia-sia.

Oleh karena itu, iman dan kasih, adalah dua identitas kehidupan orang percaya, yang membentuk karakter, kepribadian serta sisi emosional setiap orang percaya, dimana keberadaannya saling melengkapi dan tidak terlepaskan.

Jadi, bagi mereka yang belum mendapatkan kekasih hati atau jodoh, carilah... Bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan, melamarlah... Bagi mereka yang ingin sembuh dari sakit, berdoalah dengan sungguh-sungguh...

Kiranya Tuhan yang maha baik, mengaruniakan berlimpah-limpah berkat dan kasih karunia kepada kita, sehingga iman dan kasih yang ada didalam diri kita, semakin bertumbuh serta menghantarkan kita pada sukacita sorgawi.


Salam kasih,


.Sarlen Julfree Manurung

Tidak ada komentar: