Minggu, 26 Juli 2009

Pria dari planet ini, wanita dari planet itu...

Perbedaan Pria dan Wanita :

1. Pada dasarnya pria dan wanita berbeda dalam cara berpikir, menanggapi, bertindak dll. Perbedaan ini dapat saling melengkapi, tetapi amat sering menimbulkan konflik dalam hubungan.
2. Wanita lebih banyak memakai perasaan, sedangkan pria cenderung berpikir logis.
3. Dalam berbicara, wanita akan mengekspresikan apa yang dirasakan, sedangkan pria menyatakan apa yang dipikirkannya.
4. Perkataan yang didengar wanita merupakan pengalaman emosional, sedangkan pria menerimanya sebagai informasi.
5. Wanita cenderung melihat segala sesuatu dari sudud pandang pribadi (subjektif), sedangkan pria tidak banyak terpengaruh oleh perasaan pribadinya (objektif).
6. Wanita tertarik pada hal-hal detil, pria lebih tertarik pada hal-hal prinsip, abstrak dan filosofis.
7. Dalam hal materi, wanita cenderung hanya melihat tujuan, tetapi pria ingin tahu lebih detil bagaimana mencapainya.
8. Dalam hal-hal rohani atau abstrak, yang terjadi adalah sebaliknya. Pria melihat tujuan, sedangkan wanita ingin tahu bagaimana mencapainya.
9. Pria seumpama lemari arsip. Mereka menerima persoalan, memasukkannya ke dalam map dan mengunci lacinya. Wanita seperti komputer, pikiran mereka terus dan terus bekerja sampai persoalan selesai.
10. Bagi wanita, rumah adalah tempat ia mengembangkan kepribadian, bagi pria, dalam pekerjaanlah ia mengembangkan kepribadiannya.
11. Wanita memiliki kebutuhan besar untuk merasa aman dan berakar, pria lebih berjiwa petualang.
12. Wanita cenderung merasa bersalah, pria cenderung mengungkapkan amarah.
13. Pria lebih stabil dan mantap, wanita lebih mudah berubah.
14. Wanita lebih mudah dan cepat melibatkan diri, pria cenderung berpikir dan menimbang-nimbang.
15. Pria harus diberitahu berulang-ulang, wanita tak mudah lupa.!
16. Pria cenderung hanya mengingat inti persoalan, wanita cenderung mengingat penjabaran dan pengembangan persoalan.

Banyak pria menganggap menunjukkan perasaan adalah suatu ”kelemahan“. Merasa takut merupakan ungkapan perasaan yang paling sulit mereka akui.
Banyak pria (dan sebagian wanita) menggunakan kepandaian untuk mengantisipasi perasaan-perasaan mereka. Mereka mungkin akan meneliti, menganalisa dan mendiskusikan perasaan-perasaan mereka, tetapi tidak akan pernah mengungkapkan secara spontan. Pada dasarnya pria dan wanita memiliki perasaan yang sama. Emosi pria TIDAK berbeda dengan wanita. Yang membedakan mereka hanyalah cara pengungkapannya. Kebanyakan pria terlihat sangat mengandalkan pengetahuannya. Wanita terlihat sangat mementingkan hubungan dengan orang lain dan berorientasi pada perasaan. Apakah ini berarti kita semua memiliki dua kecenderungan? Apakah ini berarti ada beberapa tingkatan logika?
Tidak setiap orang berpergian langsung dari A ke B dan ke C. Sebagian meninggalkan A lalu mampir di beberapa tempat sebelum menuju B dan mampir lagi di beberapa tempat sebelum sampai di C. Sebagian orang melalui proses ini dengan beberapa kata pendek, sebagian lagi menambahkan keterangan dan melukis gabaran mental yang indah.

Warren Farrel memunculkan pertanyaan menarik :
”Apakah orang yang mengekspresikan perasaannya itu pasti berpikir tanpa logika atau apakah emosi membuat orang tidak dapat berpikir logis?“
Tak mungkinkah orang yang tersentuh perasaannya, lalu mengekspresikannya juga mempunyai pandangan yang akurat, perseptif dan dapat mengambil keputusan yang logis? Perasaan tidak lah untuk ditakuti, tetapi dialami dan diungkap. Perasaan adalah salah satu karunia Allah dan dapat digunakan untuk memahami hidup dengan lebih dalam. Perasaan dapat dipakai sebagai sarana untuk membebaskan tekanan dari dalam diri.

Dalam tindak kreatif-Nya, Allah memberi kita temperamen, talenta, karunia, keahlian dan motivasi yang berbeda-beda. Namun, kebudayaan dan lingkungan seringkali membatasi kita untuk menikmati kepenuhan penciptaan itu.Dengan segera kita terbawa arus dunia ini. Tapi Paulus menasihati kita:“ Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna“ (Roma 12:2).

Sekalipun kaum wanita lebih dapat mengungkapkan perasaan dan empatinya, tetapi apakah ini maksud penciptaan yang dinyatakan oleh firman Allah? Kebudayaan lah, dan bukan firman Allah, yang memberitahu kita bahwa emosi adalah ciri wanita. Yesus sendiri pernah mengungkapkan kemarahan. Dia juga menangis. Dia pun pernah merasa sangat sedih dan tertekan. Menurut firman Allah, kita dipanggil untuk mengalami berbagai sikap dan menunjukkan pertumbuhan iman dan karakter.
Dalam kotbah di bukit Yesus berkata, berbahagialah orang yang berduka cita, yang lemah lembut, yang murah hati, yang suci hatinya, yang membawa damai. Kita dipanggil untuk mewujudkan buah roh, yakni Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, dan Penguasaan diri.



Jika kita sudah mempelajari pola-pola perilaku tertentu di masa lalu, kabar baik bagi kita adalah, kita juga dapat meninggalkan semua itu dan mulai merespon dengan cara baru. Hasilnya adalah kemampuan berkomunikasi kita menjadi lebih baik

Tidak ada komentar: