Pagi ini terasa lebih baik, lebih indah dari kemaren. Ciken merasa badannya agak lebih segar, lebih sehat dan lebih bergairah untuk menjalani hari ini. Tidak seperti biasa, pagi ini ciken bangun lebih pagi, padahal tadi malam tidurnya juga tidak begitu nyeyak. Setelah melakukan hal terindah dipagi hari, ciken mencoba untuk keluar dan menghirup udara segar sambil menggerak-gerakkan tubuhnya, secara kemaren seluruh badannya terasa mati setengah karena begitu lelahnya dan begitu sibuknya yang membuat ciken tidak terlalu pintar untuk merasakan apakah tubuhnya cukup kuat atau tidak untuk melakukan aktivitas sebanyak itu. Dan akhirnya, badai pegal-pegal, linu dan sebagainya melanda yang membuat nafas panjang terhembus sekali-kali yang disertai dengan keluhan-keluahan kecil…,”aduuuuhh sakit, sakit….” Yang membuat sekitar ciken hari itu juga bisa merasakan sakit yang dirasakan nya.
Tapi, tidak untuk pagi ini, ciken begitu segar, bersemangat dan sembuh 95% yang membuat hari ini akan semakin terlihat menyenangkan walau ciken sadar bahwa ada seabrek kegiatan yang menunggunya dan segudang tugas yang harus dikerjakannya.
Hmm….Pagi ini juga terasa semakin sempurna ketika, Abi, cowo yang ditaksir ciken menelepon nya untuk mengatakan selamat pagi seperti biasa. Ahh…ciken mulai tersenyum manis ketika melihat, bunyi handphone yang berdering beberapa kali, dan sadar betul bahwa Abi lah yang meneleponnya, dengan keceriaan dia menyambut telepon Abi dan kembali mereka berbicara seperti biasa. Walau pagi ini, pembicaraan tak seindah biasanya, tapi telepon Abi tidak mengurangi rasa kasih ciken yang selalu merasa bahwa Abi adalah cowo spesial dalam hidupnya.
………………………
Abi dan Ciken sudah bersahabat sangat lama, 8 tahun mungkin, Abi mengenal betul karakter ciken, dan ciken juga merasa sangat mengenal Abi. Persahabatan mereka unik dan keduanya punya banyak kesamaan. Abi dan ciken sering menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, berjenaka, bernyanyi, karena ciken suka menyanyi dan abi bisa bermain gitar, dan Abi juga sering sekali membantu ciken saat ciken berada dalam masalah dan secara sadar akhirnya Ciken pun jatuh cinta pada Abi. Tapi, Abi sudah memiliki kekasih, dan Abi juga mungkin sulit meninggalkan kekasihnya. Ciken wanita yang tabah, walau menyadari bahwa Abi telah memiliki kekasih tidak mengurangi perhatian dan kasih yang mendalam antara seorang sahabat dan melihat Abi sebagai Pria biasa. Ciken ingin berharap banyak pada Abi, karena bagi ciken saat ini Abilah pria yang paling tepat untuk menjadi pasangannya. Ciken tahu betul itu sulit, tapi ciken tetap ingin melihat Abi bahagia walau ciken sering merasa sedih. Karena, Ciken pun tak bisa berharap lebih dari seseorang yang hanya menganggap dia seorang sahabat.
………………………………
Akhirnya, ciken pun melangkah pasti, siap untuk menghadapi hari dan tersenyum lebar karena pagi ini terasa begitu segar dan sehat, lepas dari semua serangan pegal-pegal itu. Wow..luar biasa, kekuatan air putih yang menjadi resep andalan sangat terbukti membuat tubuh terasa semakin ringan. Ciken begitu bersemangat.
Akhirnya ciken sampai ditempat kerja, hari itu adalah hari yang cukup sibuk, karena banyak hal telah menunggunya, tapi semua itu tidak mengkuatirkan ciken yang sudah siap menghadapi segala pekerjaan. Ciken adalah orang yang sungguh-sungguh, cekatan, dan sigap dalam bekerja dan itu terkadang juga membuat dia lupa untuk melakukan hal-hal penting lain, sehingga tidak terasa tubuhnya semakin lemas walau semangatnya masih membara.
Saat makan siang, ciken menyempatkan menelepon Abi, waktu itu ciken ingin sekali menceritakan apa yang sedang dialaminya siang itu. Sebenarnya, hal ini ingin selalu dilakukan ciken, tapi terkadang ciken harus mikir dua kali sebelum menelepon Abi. Selalu berfikir bahwa Abi sedang sibuk, atau Abi sedang bersama kekasihnya yang membuat ciken hanya ingin say sesuatu lewat sms aja….aahh ciken emang selalu hati-hati dalam bertindak. Setelah bergurau, bercerita dengan Abi seperti biasanya, membuat energi baru muncul lagi. Karena, ciken merasa memang dia sedang merindukan Abi, yang beberapa hari tidak dilihatnya. Itu sudah biasa, karena jika malam minggu tiba pasti Abi sedang bersama kekasinya dan ciken tidak bisa bertemu Abi.
Hal yang paling menggembirakan siang itu adalah ketika Abi mengajak ciken untuk makan malam bersama, wow…kebahagiaan terlihat jelas pada wajah ciken, yang sudah tidak sabar lagi bertemu Abi. Ini pasti sangat menyenangkan pikirnya, karena ciken juga sudah mempunyai segudang cerita yang ingin dibagikannya. Walau setelah kerja, ciken juga harus melanjutkan kuliah ekstension nya, tapi itu tidak mengurangi kegembiraan nya walau dia juga tahu bahwa dia pasti akan lelah. Hanya dipikirnya, malam ini akan sempurna ketika bisa bertemu Abi.
Setelah menyelesaikan pekerjaan nya, akhirnya ciken berangkat ke kampus, yang biasanya setiap sore harus ditongkronginya untuk menyelesaikan S1. Kedua orang tua ciken sangat berharap anaknya menjadi seorang sarjana. Maklumlah, mereka tidak menyelesaikan studi sampai jenjang universitas. Paling tidak, harapann mereka dapat melihat ciken di wisuda dan memiliki gelar. Dengan langkah pasti dan senyum tipis manis, ciken langsung caw menuju kampus. Dia, memang harus fokus untuk belajar, agar dapat segera menyelesaikan kuliahnya.
………………………
Telepon genggam ciken berbunyi lagi, saat dilihat ternyata Abi yang menelepon. “Apa gerangan, mengapa jam segini Abi menelpon ku?, bukankah dia tahu aku masih kuliah?” pertanyaan itu muncul dikepala ciken, sembari menerima telepon Abi. Oh..ternyata Abi hanya menyampaikan pesan, bahwa mungkin dia akan terlambat datang untuk menemui ciken, dan meminta ciken untuk pulang saja, dan menunggu dia dirumah. Ahhh….ciken mulai bingung, kenapa tiba-tiba berubah? Ohh….seraya berpikir kelain arah, mungkin Abi punya urusan penting dan itu mendadak sehingga Abi harus menyelesaikan dulu pekerjaannya. Sebenarnya, ciken bisa merasakan hal yang “lain” dari Abi, tapi ciken tidak melanjutkan pikirannya, karena dia yakin pasti dia akan bertemu Abi dan itu lebih penting dari segalanya. Ciken, mulai kelihatan gembira lagi.
Setelah melihat kondisi bahwa ciken tidak mungkin pulang ke rumah, dan harus menyelesaikan kuliahnya dan tugas-tugas nya, sampai pukul 8.30 malam, dia memutuskan untuk memberitahu Abi, bahwa mungkin Abi dapat menjemputnya ke kampus saja dan mereka dapat makan malam bersama seperti ide semula. Karena ciken membayangkan, apabila dia pulang kerumah otomatis tugas-tugasnya akan dibawa tidur, sehingga dia berpikir untuk menyelesaikannya malam itu juga. Dengan, keyakinan bahwa dia tidak takut pulang malam karena Abi akan datang. Sambil menahan lapar dan lapar, ciken berusaha menyelesaikan kuliahnya, dan setelah itu tugas-tugasnya. Sampai waktu yang ditunggu-tunggu tiba, 9.30 malam, Abi pasti sudah datang dan menjemputnya.
……………………………….
Tiba saat yang ditunggu ternyata Abi belum datang juga. Hanya sepotong kalimat yang mewakili kedatangannya, saat sms dibaca. Ohh…ternyata Abi tidak bisa datang, dan meminta ciken untuk pulang saja. Pekerjaan Abi belum selesai. Bruuuuuukkkkkk…….hancur rasanya, ciken gak bisa berkata apa-apa. Dengan perasaan yang kacau balau, akhirnya ciken harus pulang sendiri. Waaahh…..kondisi kampus mulai sepi, hanya ditemani pohon-pohon dan langit yang gelap. Ini hal pertama bagi ciken, jalan sendirian ditengah kampus yang mulai kelihatan gak bersahabat itu. Tidak biasa nya dia lakukan, ditambah perut lapar karena berharap bisa makan bersama dengan Abi, ciken hanya bisa tersenyum perih. Yaahh….ini “pengalaman” baru buat ciken. Berjalan bersama malam. Ciken ingin marah, tapi tidak ingin menutup hari ini dengan kemarahan, abis ciken berpikir dia sudah memulai hari nya dengan bahagia, dan tidak ingin mengakhirinya dengan kesedihan.
…………………………………
Ciken berjalan menyusuri kampus, dengan harapan segera bertemu makanan. Otaknya masih penuh dengan sejuta sikap yang ingin diproses. Apakah ingin marah pada Abi, atau tidak ingin memperdulikan Abi, atau membenci Abi, terlalu banyak yang berkecamuk. Sampai akhirnya ciken sadar, bahwa ciken bukan orang seperti itu. Dia tidak ingin menjadi diri oranglain, ketika harus berubah untuk memandang Abi. Abi adalah sahabat terbaik ciken, dan ciken mengenal betul siapa Abi. Pasti Abi punya alasan dan urusan yang jauh lebih penting dari hanya sekedar makan malam dengan ciken,itu pikir nya. Ciken harus menyadari itu, ciken tidak boleh bersikap seperti anak-anak yang ingin menciptakan masalah baru buat dirinya, sehingga dia tidak melihat Abi sebagai sahabatnya. Dan, ciken juga tidak akan bertanya alasan Abi mengapa tidak datang malam itu, yaahhh…intinya ciken tidak boleh marah.
……………………………
Ciken adalah orang yang terus ingin berpikir positif, ingin menghormati segala sikap sahabat-sahabatnya walaupun terkadang ciken bisa marah juga. Tapi ciken ingin marah pada saat yang tepat, ketika marah itu timbul sebagai akibat dari pembelajaran yang ingin ditunjukkannya. Wah….
Ciken terus berjalan, hanya membayangkan bahwa dirinya sekarang berada di lingkungan yang aman. Walau, hati sedikit getir berjalan, terlintas di otak ciken, bahwa beginilah rasanya berjalan sendiri setelah menyelesaian kuliah seperti di Luar negeri saja. Walau malam, tidak mengkuatirkan karena dengan dinginnya udara menemani ciken yang berjalan bersama ransel dan tas bahu nya itu. Kaki nya benar-benar dilangkahkan bagai mahasiswa malam di Inggris yang baru menyelesaikan kuliah. (Cikeenn…hobi menonton film-film asing).
Bagaimana kah kisah ciken selanjutnya….???
Bagaimana kelanjutan persahabatan dengan Abi??
....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar