Senin, 16 Februari 2009

...Si Gug-gug dan Warisan...

Beberapa minggu belakangan ini tanpa sadar sebenarnya aku sudah memiliki kebiasaan baru, sedikit lebih unik. Tapi kusadari betul, aku selalu melakukannya karena ingin memberikan perhatian padanya. Ingin melihat matanya yang lembut yang setiap pagi menatapku seolah-olah ingin menyapa dan meminta sesuatu.
Menyapa si guk-guk....

“Selamat pagi guk-guk!”, kalimat itu lah yang kusampaikan, sembari mengelus-elus kepalanya, dan memberikan makan sisa makanan tadi malam. Dia tidak pernah sedikitpun menyalak pada ku, malah setiap pagi terasa dia sedang menungguku untuk menyapa nya. Berbeda dengan adikku putri, setiap pagi saat dia membuka pintu pasti si guk-guk menyalak padanya, sampai putri marah-marah dan gak berani kebelakang hahahaha.....”makanya pu, harus perhatian sama guk-guk!”.

Si guk-guk adalah anjing milik bibi tempat kita ngontrak, hmm...anjing betina tua yang rajin beranak.(abis sering banget ngelahirin siih...), hihi.....anjing manis, tapi yang suka bikin pusing adalah anak-anak nya yang banyak itu yang sering gangguin aku kalau lagi cuci piring, kadang mesti pake marah kalau mau ngusirin mereka. Huuuh...

Tapi, entah mengapa aku sayang banget sama guk-guk ini, aku bukan pecinta hewan, tapi sejak memperhatikan guk-guk setiap pagi, kok terasa ada yang beda ya...terasa ada perhatian dari seorang hewan yang begitu lembut, yang setiap pagi menungguku rasanya. Yeee...kini aku punya sahabat baru..”guk-guk” (aku yang beri nama ini)
Ada yang lucu, kalau dulu aku pernah ribut sama nyokap, karena aku memberikan semua daging yang mestinya buat sarapan kepada guk-guk, hahahahha......nyokap bilang, “kok jadi lebih penting anjing ya??” .....aku dan nyokap juga langsung sama-sama tertawa saat itu hahahaha........

Menatap guk-guk, membuat aku merindukan kedua orangtuaku malam ini. Setiap pagi guk-guk menyusui anak-anak nya, ia menjaga, melindungi, dan memperhatikan. Aku tidak mengerti bagaimana mereka berkomunikasi, bagaimana guk-guk memanggil anak-anaknya, atau mungkin guk-guk taunya cuma ngelahirin dan menyusui aja..aahh....yang aku lihat hanya itu, paling guk-guk marah kalau anak-anaknya di gangguin.
Berbeda dengan kedua orangtua ku, mereka melakukan semua kewajibannya buat kami anak-anaknya, 100% sempurna, aku bahkan tidak merasa ada yang kurang. Malah terasa saat ini mereka sudah mewarisi kekayaan-kekayaan yang luar biasa buat kami. Eh..bukan harta kekayaan yang bisa diukur dengan uang, tetapi jauh lebih berharga dari itu. Aku merasakan, mamak telah mewarisi kelembutannya, kerajinannya, kemurahannya, kegigihannya, dan senyum yang selalu tulus buat aku, berpikir positif dan sederhana, juga keceriaan yang membuat aku selalu ingin ceria seperti mamak, dan satu lagi kecerewetan hihi..yang bikin semakin terlihat mirip dengan dia. Bapak juga, kesederhanaan, ketelitian, kerapian, kesabaran, dan kebesaran hatinya sungguh mulai kurasakan bahwa hal-hal itu telah diwariskannya kepadaku.
Aaahhh...terimakasih pak, mak...kalian sungguh luar biasa, memberi yang terbaik bagi kami semua, gak ada yang kurang....

Aku tidak akan menantikan “warisan” apapun dari kalian, yang sudah aku terima saat ini jauh lebih berharga dari apapun, dan akan kuwariskan kembali kepada anak-anak ku nanti..(hiks...).....justru aku ingin memberikan yang terbaik bagi kalian, aku ingin setiap saat kalian tersenyum melihatku.
Terimakasih guk-guk, menatapmu mengingatkan ku pada bapak dan mamak (^__^), besok ada makanan yaa...siap-siap!!

‘love
pipien

1 komentar:

menatapsahabat mengatakan...

Lumayan sich.........................
tapi jangan segitunya kali kak!!!
masa kakak bisa membayangkan seekor anjing sebagai orang tua kakak ntar dosa lho.............

Purnama..........